Introvert dan media sosial

Media sosial bagi beberapa orang adalah sekedar tempat sampah atau tempat hiburan. Tapi bagi orang lain bisa jadi mengubah hidup. Ada tipe-tipe orang yang kurang artikulatif dalam wicara namun begitu artikulatif dalam aksara, iya tipe pribadi introvert yang terlalu cemas untuk membuat kontak dengan orang-orang baru yang tidak dikenal namun nyaman dalam kesendirian dan di dalam tulisan. Bagi mereka-mereka ini media sosial bisa jadi mengubah hidupnya.

Beberapa beberapa introvert mencurahkan seluruh isi hatinya ke dalam blog. Namun blog (terutama di indonesia), sepertinya kurang engaging. Lihat saja, sebagus apapun tulisan di blog, kebanyakan kolom komentarnya kosong. Orang hanya membaca, lalu sudah, tidak merespon. Beda dengan media sosial, dimana responnya lebih instan, ya lebih sosial.

Bayangkan saja introvert didalam zona nyamannya di dalam kamar, bisa bersosialisasi melalu teks, menciptakan persona baru dirinya, tanpa dia harus melakukan kontak langsung dengan lawan bicara, hanya dirinya, layar selular dan genit ibu jari. Dalam dunia teks ini si introvert bisa mekar seperti bunga teratai di pagi hari. Pola pikirnya, sense of humournya, bisa mengalir lancar. Orang-orang menjadi aware akan pribadinya yang tidak nampak di kehidupan nyata karena ke-engganannya untuk berinteraksi dan cenderung menutup diri.

Karena adanya penerimaan sosial di dunia teks, kepercayaan diri si introvert mulai bangkit, dia berani untuk bertemu langsung dengan orang-orang yang telah dikenalnya dalam layar. Kesadaran bahwa ternyata ada yang menyukai dirinya, ,membangkitkan percaya diri yang secara tidak langsung memperbaiki kemampuan verbalnya. Tapi seperti anak kecil dengan mainan baru, si introvert juga tidak tahan untuk mengeksploitasi kemampuan barunya. Introvert yang eventually become textually extrovert ini memanfaatkan kepercayaan diri untuk mencoba-coba hal baru secara sosial, yah.. bahasa jawanya “telat nakal” biasanya begitu. Dibilang telat nakal karena banyakan orang-orang non-introvert sudah mengalaminya “kenakalan” ini pada masa yang lebih dini.

Akhirnya si introvert yang anti sosial, hidupnya berubah, dia kini mengalami dinamika kehidupan sosial.

Sisi negatif dari kondisi terterima secara sosial ini adalah si introvert seperti menghisap candu perhatian. Kehidupan sosialnya yang tadinya sepi kini jadi ramai dan banyak yang memperhatikan, si introvert cenderung menginginkannya perhatian ini lagi dan lagi. Karena kenikmatannya begitu instan, mudah. Produktifitas kerja yang biasanya maksimum kala sendiri menjadi berkurang. Kini, saat-saat sendiri itu berarti memasang persona flamboyan lalu bersosialisasi. Si introvert akan kehilangan potensinya, nilainya, kemampuannya begitu dia dibuai oleh candu perhatian dari media sosial. Apa yang menarik dari dirinya lama kelamaan berkurang karena dia sibuk bersosialisasi.

Perubahan akan menjadi lebih baik ketika si introvert berhasil mengontrol diri, kembali menyalakan potensi diri tidak sibuk bersosialisasi. Pada saat ini hidupnya menjadi lebih utuh, karena terjadi keseimbangan, dunia introvert dan extrovert masing-masing telah dialami.

 

Terimakasih media sosial.

9 responses to “Introvert dan media sosial

  1. Hehehehe. Saya mengalami yang begini juga nih. Nice reflection. Nggak enaknya media sosial sebenarnya kita banyak menduga-duga — lebih banyak dari dugaan kita di dunia fisik (media sosial sebenernya fisik juga sih, cuma less sensory organ to use). Terus kena vicious circle-nya problem hermeneutik gara2 kebanyakan baca tweet gebetan *eaaaaak

  2. Wah gue banget nih,,,

    Tapi satu hal yang gue rasakan di sosmed, ketika orang-orang mulai tidak memberikan komentar dan/atau like di setiap postingan di sosmed maka seorang introvert akan risau dan galau lalu mulai merasa dirinya tidak diperhatikan, tidak dihargai, karena introvert sangat tidak menyukai ketika dirinya bicara tapi tidak ada yang merespon maka mulailah dia menghapus postinga-postingannya yang tidak mendapatkan respon baik komentar maupun like dari friendlist nya, dan ketika sudah menjadi-jadi maka dia nekat menghapus permanen account sosmed-nya.

Leave a comment